Pada Maret 2019, Irfan berangkat sekolah tanpa menyangka kehidupannya akan berubah.
Sekolahnya yang berada di Pasir Gudang, Malaysia, terletak di dekat Sungai Kim Kim. Di sungai inilah, limbah beracun dibuang oleh orang tak bertanggung jawab.
Hari itu, ratusan anak dilarikan ke rumah sakit karena kesulitan bernapas setelah diduga menghirup senyawa gas beracun dari 40 ton limbah yang dibuang ke Sungai Kim Kim.
Irfan tidak bisa bernapas dan terbangun di rumah sakit. Tidak lama setelah itu, dia didiagnosis mengidap miokimia, kejang otot berulang yang mengganggu mobilitasnya.
Korban lainnya, Balqis, mengalami trauma psikologis setelah mendadak pingsan saat sedang makan di kantin.
"Saya berangkat ke sekolah dan terbangun di rumah sakit dengan jarum menancap di tangan dan leher saya," ujarnya.
Satu tahun berlalu, belum ada tindakan lebih lanjut dari pemerintah atas kasus tersebut. Kini, para korban menuntut keadilan.
"Ini tidak adil. Kami hanya ingin pergi ke sekolah dan menjadi pintar," kata Irfan.
Reporter: Olivia Le Poidevin
Grafis: Davies Surya
============
Berlangganan channel ini di: https://bit.ly/2Mkg9hY
Instagram: https://www.instagram.com/bbcindonesia/
Twitter: https://twitter.com/BBCIndonesia
Facebook: https://www.facebook.com/BBCNewsIndonesia/
#bbcindonesia #Malaysia
Sekolahnya yang berada di Pasir Gudang, Malaysia, terletak di dekat Sungai Kim Kim. Di sungai inilah, limbah beracun dibuang oleh orang tak bertanggung jawab.
Hari itu, ratusan anak dilarikan ke rumah sakit karena kesulitan bernapas setelah diduga menghirup senyawa gas beracun dari 40 ton limbah yang dibuang ke Sungai Kim Kim.
Irfan tidak bisa bernapas dan terbangun di rumah sakit. Tidak lama setelah itu, dia didiagnosis mengidap miokimia, kejang otot berulang yang mengganggu mobilitasnya.
Korban lainnya, Balqis, mengalami trauma psikologis setelah mendadak pingsan saat sedang makan di kantin.
"Saya berangkat ke sekolah dan terbangun di rumah sakit dengan jarum menancap di tangan dan leher saya," ujarnya.
Satu tahun berlalu, belum ada tindakan lebih lanjut dari pemerintah atas kasus tersebut. Kini, para korban menuntut keadilan.
"Ini tidak adil. Kami hanya ingin pergi ke sekolah dan menjadi pintar," kata Irfan.
Reporter: Olivia Le Poidevin
Grafis: Davies Surya
============
Berlangganan channel ini di: https://bit.ly/2Mkg9hY
Instagram: https://www.instagram.com/bbcindonesia/
Twitter: https://twitter.com/BBCIndonesia
Facebook: https://www.facebook.com/BBCNewsIndonesia/
#bbcindonesia #Malaysia
- Category
- Berita - News
- Tags
- BBC Indonesia, bbcindonesia, berita terbaru
Sign in or sign up to post comments.
Be the first to comment