Munir Said Thalib lahir di Malang, Jawa Timur, pada 8 Desember 1965. Dia menempuh pendidikan di Fakultas Hukum Universitas Brawijaya (UB) dan di kenal sebagai seorang aktivis kampus. Pada 1998, dia menjabat sebagai Ketua Senat Mahasiswa Fakultas Hukum UB, Koordinator wilayah IV Asosiasi Mahasiswa Hukum Indonesia. Ia juga aktif di organisasi mahasiswa, Forum Studi Mahasiswa untuk Pengembangan Berpikir, Sekretaris Dewan Perwakilan Mahasiswa Hukum Unibraw, dan anggota Himpunan Mahasiswa Islam (HMI).
Munir di bunuh di dalam pesawat saat terbang dari Jakarta ke Belanda dengan racun jenis arsenik. Hingga kini, kasus pembunuhan pendiri Imparsial dan aktivis Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) itu belum tuntas mengungkap dalang pembunuhan.
Akankah kasus kematian Munir segera kedaluwarsa begitu saja tanpa penuntasan? Adakah kemungkinan statusnya berubah menjadi kasus pelanggaran HAM berat tanpa batasan masa kedaluwarsa? Akankah misteri kematian Munir mendapatkan jawaban? Peristiwa besar di balik pembunuhan Munir selalu di penuhi tanda tanya dan tidak kunjung terungkap. Di selimuti sejumlah misteri, meskipun sudah ada yang di hukum dalam kasus itu. Sementara itu, dalang di balik pembunuhan Munir masih menghirup udara bebas. Kematian Munir menjadi bukti nyata abainya negara dalam penuntasan kasus-kasus pelanggaran HAM. Jika kasus ini di anggap kadaluarsa dan masih belum terkuak, sejarah HAM di Indonesia semakin buruk dan perlu di pertanyakan.
Munir di bunuh di dalam pesawat saat terbang dari Jakarta ke Belanda dengan racun jenis arsenik. Hingga kini, kasus pembunuhan pendiri Imparsial dan aktivis Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) itu belum tuntas mengungkap dalang pembunuhan.
Akankah kasus kematian Munir segera kedaluwarsa begitu saja tanpa penuntasan? Adakah kemungkinan statusnya berubah menjadi kasus pelanggaran HAM berat tanpa batasan masa kedaluwarsa? Akankah misteri kematian Munir mendapatkan jawaban? Peristiwa besar di balik pembunuhan Munir selalu di penuhi tanda tanya dan tidak kunjung terungkap. Di selimuti sejumlah misteri, meskipun sudah ada yang di hukum dalam kasus itu. Sementara itu, dalang di balik pembunuhan Munir masih menghirup udara bebas. Kematian Munir menjadi bukti nyata abainya negara dalam penuntasan kasus-kasus pelanggaran HAM. Jika kasus ini di anggap kadaluarsa dan masih belum terkuak, sejarah HAM di Indonesia semakin buruk dan perlu di pertanyakan.
- Category
- Seni - Arts
- Tags
- Pen invasion, pen inovasi, cerita gambar
Sign in or sign up to post comments.
Be the first to comment