Write For Us

RIA'S KITCHEN #02

E-Commerce Solutions SEO Solutions Marketing Solutions
664 Views
Published
"Kenapa Tuhan begitu baik? Kenapa kalian juga begitu baik?"
Kalimat ini selalu terngiang-ngiang di pikiranku setiap kali aku berhasil mewujudkan sesuatu.
Tapi aku yakin, ketika aku berhasil mewujudkan sesuatu, itu juga akan menjadi keberhasilan orang-orang yang mendukungku.
Kalian tau gak seberapa baik Sang Pencipta ke aku? Entah apa yang sudah aku lakukan sampai bisa mendapat kebaikan ini.
Partner bisnisku di Omija, seperti yang udah aku kenalin ke kalian di awal, ada Andy Oppa, Bu Yenny dan Mba Gita.
Aku lebih sering tek-tok-an (bukan tiktokan hahaha) sama Mba Gita karena peranku bersinggungan langsung dengan divisinya.
Mba Gita selalu mencoba memahami apa yang ada di pikiranku. Mencoba mencari jalan untuk mewujudkannya menjadi nyata.
Tteokki bahkan lahir setelah beberapa kali gagal di awal. Menurut mereka yang udah lama di bisnis F&B, agak aneh menciptakan tteokbokki goreng dengan dipping sauce seperti itu. Bahkan menurut Andy Oppa yang asli orang Korea, tteokbokki yang ada di pikiranku itu gak mainstream banget. Waktu itu Soo juga kaget dan gak habis pikir.
Tapi hebatnya, mereka gak langsung menolak ideku atau menganggap aku aneh dan gak masuk akal. Mereka langsung ajak aku trial and error. Kami coba berkali-kali sampai sesuai dengan apa yang ada di imajinasiku.
Tteokki itu keliatannya mudah, kan?
Tentu saja itu jadi terlihat mudah karena kalian sudah melihatnya.
Seperti yang aku bilang di video, "semua akan terlihat jelas di mata orang lain ketika kita sudah berhasil mewujudkannya"
Jujur aja, awalnya aku sempat takut untuk terjun ke dunia F&B. Aku takut kalo mereka akan arahin passionku ke jalan yang salah. Dalam artian hanya untuk mencari keuntungan semata.
Tapi aku sadar, untuk melakukan banyak hal besar -- apalagi impian terbesarku adalah cafe dan film — aku harus mulai percaya sama orang. Aku butuh bantuan team yang kompeten untuk menaungi impianku ini.
Akhirnya aku memberanikan diri untuk melangkah maju dengan segala resiko. Aku pikir, "Gapapa deh, percaya aja. Kalo pada akhirnya nanti mereka hanya mencari keuntungan semata tanpa mau tau passionku, aku akan melangkah mundur. Aku gak boleh kompromi!"
Setelah memutuskan dan mengambil langkah besar, ketakutanku perlahan-lahan mulai hilang. Puncak hilangnya ketakutanku adalah saat Andy Oppa bilang gini, "Ria, selamat yah atas launching tteokkinya. Jujur, aku harap penjualanannya gak langsung meroket. Aku harap kamu bisa menjual tteokkimu dengan grafik yang wajar, naik secara perlahan tapi stabil. Sama seperti YouTube yang kamu mulai dari nol. Aku mau kamu ngalamin proses seperti itu juga di sini."
Aku bengong, cengo, shock.
Dia ngeluarin banyak uang untuk mewujudkan impianku. Ingat, ini impianku lho bukan impian Oppa. Masa dia gak mikirin untuk balik modal sih?
Aku tanya, "Kenapa? Kok gitu?"
Kalian tau Oppa jawab apa?
"Sorry Ria, aku takut kamu berubah jadi arogan kalo langsung sukses. Aku mau kamu sukses dengan proses bukan instan. Kamu paham kan maksudku?"
Aku berusaha keras untuk terlihat cool. Padahal aku mau nangis karena terharu. Aku bersyukur Sang Pencipta menaruh aku di tempat F&B yang tepat. Aku bersyukur memilih Omija sebagai partner bisnisku. Aku bersyukur dikasih orang yang gak selalu cekokin aku dengan uang dan keuntungan.
Aku bukannya gak butuh uang atau benci uang. Bukan. Aku masih membutuhkan banyak uang untuk mewujudkan impianku yang lainnya. Tapi ketika kita menjalani proses, melakukannya dan berhasil mewujudkannya karena kita suka dan ingin -- bukan karena keuntungan — itu rasanya akan sangat berbeda. Meski pada akhirnya akan sama : dapat uang dari apa yang sudah kita lakukan.
Dapat uang itu hal yang wajar. Semua orang yang sudah bekerja keras berhak mendapat upah. Tapi yang membedakan adalah tujuan dan maksud ketika melakukannya.
Sama seperti ketika kalian drop komen di YouTube atau Instagramku, "Kak, ayo kerja lebih keras biar videonya trending, biar subscribernya naik pesat. Soalnya video kemarin gak trending kak"
Ketika baca itu, rasanya aku pengin balas, "SO WHAT?" --- tapi aku urungkan niat.
Kalian harus paham, aku gak selalu harus ada di atas. Kadang aku juga perlu ada di tengah agar bisa terus memaksa diriku tetap maju. Agar aku gak lengah dan lupa daratan.
Begitu juga dengan kalian. Kita harus ada di atas, tengah, bawah dan kembali lagi ke atas untuk bisa menghargai arti perjuangan, untuk mengerti arti menginjak bumi, untuk memberi hati kita kesempatan agar tetap menjadi baik.
xoxo,
RSW
Category
Makanan - Food
Sign in or sign up to post comments.
Be the first to comment