Write For Us

MENGGILA DI MALANG #01

E-Commerce Solutions SEO Solutions Marketing Solutions
121 Views
Published
OMG!
Udah lama banget aku gak dapat banyak ZONK ketika lagi syuting — terakhir kayaknya pas video Jepang.
Asli, aku gak nyangka bakal ngalamin kejadian : banyaknya-restoran-tutup-ketika-aku-datang-ke-Malang. Di hari pertama pula. Duh.
Jangan bilang karena aku gak recce yah. Harusnya mereka buka kok kalau menurut Google — entah aku bisa percaya lagi atau nggak sama sahabatku yang satu ini hahaha…
Tapi meski banyak perubahan isi konten akibat sikon di lapangan yang gak bisa diprediksi, aku tetap senang!
Tau gak, aku malah dapat tempat makan enak dan ketemu orang-orang yang super ramah (yang aku gak masukin ke dalam video).
Oh, ngomong-ngomong tentang “gak masukin ke dalam video”, sebenarnya banyak banget kejadian, tempat wisata, tempat makan yang sengaja gak aku masukin dengan berbagai alasan dan pertimbangan --- meski udah disyuting.
Untuk tempat yang tutup, sebenarnya bukan cuma orem-orem dan nasi pecel kawi. Bahkan ada 2 tempat lainnya yang tutup secara tidak terduga. Parahnya, malah ada satu tempat yang udah tutup secara permanen tapi gak ada update-an apapun. Jadi aku baru tau pas datang ke lokasinya.
Sebenarnya footage kayak gitu bakalan lucu untuk dimasukin ke dalam behind the scene. Tapi aku sengaja gak masukin supaya feel “kesialan”nya gak terlalu dominan dibanding feel “fun” nya~
Terus kejadian apa yang gak dimasukin ke dalam video?
Sebelum berangkat ke Malang, aku kan udah bikin list tempat-tempat mana aja yang harus aku kunjungi. Nah, ada salah satu tempat yang bikin aku semangat. Sepertinya tempat itu "aku banget". Bahkan dia ada di urutan kedua di list pribadiku. Kalian bisa bayangin dong, gimana senangnya aku ketika akhirnya bisa ke tempat itu?
Tapi begitu aku ke sana, aku malah jadi bingung. Bingung karena gak seperti yang aku bayangkan atau liat di foto-foto. Tapi itu gak bikin aku kecewa sih. Aku tetap senang karena berhasil menemukan tempatnya dan bisa masuk ke dalam.
Tapi sayangnya, aku harus berhenti rekam di pertengahan karena Ara ngerasa gak nyaman. Akhirnya aku lanjutin syuting sendirian. Sementara Ara nunggu aku kelar syuting di luar jalanan.
Singkat cerita...
Akhirnya video Malang ini masuk jadwal post-pro (tahap editing). Saat aku harus ngedit bagian tempat ini, aku ketawa ngakak berkali-kali. Semakin aku ulang, semakin aku ngakak. Pokoknya banyak banget kejadian lucu dan percakapan random di tempat itu.
Terus aku minta tolong kakakku untuk nonton bagian itu. Aku takut ini lucunya subyektif makanya butuh pendapat orang lain. Eh ternyata respon dia pas nonton juga sama denganku; ketawa ngakak.
Tapi kenapa hati aku malah gak enak dan ragu untuk masukin tempat itu menjadi bagian dari video Malang yah?
Kemudian respon kalian begini:
YAH KENAPA RAGU? MASUKIN AJA KALAU LUCU. KITA JADI PENASARAN NIH, KAK!
Duh, entah.
Waktu itu aku bahkan butuh berhenti ngedit buat berdiskusi dengan diri sendiri.
Mana yang harus aku prioritasin?
1. kesenangan penonton karena mereka pasti akan banyak ketawa, atau;
2. efek dari video itu — yang mungkin akan berdampak "kurang baik" ke pemilik tempatnya.
Sebenarnya aku gak yakin 100% kalo footage itu akan berdampak buruk untuk tempat tersebut.
Tapi aku juga gak bisa jamin 100% kalo footage tersebut “aman” untuk tempat itu.
Duh.
Kalian bingung gak?
Kalo kalian di posisiku, apa yang akan kalian lakukan?
.....
.....
.....
(titik-titik di atas ceritanya tanda kalian lagi mikir)
Setelah berdiskusi panjang dengan mata genit, lidah api, perut karung dan otak random, akhirnya aku dapat satu kesimpulan:
Ada atau gak ada footage tersebut di video ini, gak akan berdampak apa pun bagi hidupku — dan juga kalian.
Tapi ada kemungkinan berdampak sesuatu (entah itu baik atau buruk) bagi si pemilik tempat.
Jadi aku memutuskan untuk mengutamakan perasaan pemilik tempat. Percakapan random dan kejadian yang menurut aku (kita) lucu, belom tentu lucu buat dia — yang sebagai “obyek”.
Sebenarnya kehilangan footage sama aja seperti kehilangan materi konten. Tapi itu bukan masalah besar dan bukan akhir segalanya untukku. Dengan keputusanku ini, aku yakin bisa menjadi awal perubahan untuk si pemilik tempat tersebut.
Suatu saat nanti, jika aku punya kesempatan untuk kembali ke Malang, aku pasti akan datang ke tempat itu lagi buat liat perkembangannya~
Oh! Kalian jangan berharap aku akan kasih tau lebih detail tentang tempat ini soalnya aku gak akan kasih tau namanya hahaha.
Pelajaran buat aku adalah :
Aku harus tetap mengikuti kata hati. Harus mementingkan dan mempertimbangkan banyak hal sebelum membagikan video apa pun sebagai tontonan. Dan post-production lah si pemegang kunci dan ujung tombak dari QC (quality control) semua itu.
Pelajaran buat kalian adalah :
________________
________________
________________
Aku yakin setiap orang yang baca ini akan mendapat pelajaran yang berbeda. Jadi aku gak akan “mendikte” pelajaran apa yang harus kalian dapatkan setelah membaca surat cinta ini =)
xoxo,
RSW
Category
Makanan - Food
Sign in or sign up to post comments.
Be the first to comment