Minggu lalu akhirnya aku bisa ketemu kalian — yang tetap tulus mendukungku sejauh ini — di Surabaya. Aku senang sekali. Ini berkat peluncuran buku Off The Record 2.
Sebenarnya aku pengin banget ketemu kalian lebih sering tapi aku juga gak bisa ketemu tanpa ada karya yang aku bagikan. Entah. Rasanya aneh aja ketemu tanpa ada ‘perkembangan yang berarti’.
Aneh gak sih?
Makanya aku akan memacu diriku untuk terus melahirkan buku-buku lain (dan karya dalam bentuk lain) supaya bisa ketemu kalian lagi.
Oke, balik ke cerita book tour.
Selama perjalanan pulang menuju Jakarta, aku banyak berpikir dan merenung.
Berpikir betapa baiknya kalian meluangkan waktu, tenaga, uang (untuk ongkos ke mall, makan dan minum), pikiran dan hati kalian untuk kita ngueng-ngueng bareng.
Sepertinya aku gak akan pernah bisa membalas kebaikan dan ketulusan kalian selain dengan memberi karya yang lebih baik lagi ke depannya.
Aku harap apa yang aku sampaikan selama sesi ‘book talk’ bisa membantu dan memberi bekal berguna untuk kalian.
Dan waktu sesi foto bareng, ada seorang cewe nanya gini ke aku, “Kak, gimana caranya bisa ngelakuin apa yang Kak Ia suka?”
Pertanyaan itu berhasil bikin aku terdiam sejenak. Soalnya aku gak pernah mikir ‘how-to’nya. Aku gak ada tips and tricks untuk hal ini.
Yang aku tau hanya : jangan terlalu banyak mikir dan lakukan aja. YOLO.
Dan kalian tau gak? Sepertinya jawabanku jadi boomerang di beberapa hari berikutnya hahaha.
Semalam setelah kelar ngedit video ini, aku baru bisa mencerna segala hal yang terjadi di sekelilingku. Salah satunya adalah GDragon.
Ran dan Utha berisik banget tentang sepatu kolaborasi GD x Nike, Air Force 1 - Para Noise. Ah, sepatu itu! Aku pengin banget. Aku udah minta bantuan ke Soo dan managernya tapi sepatu ini emang limited banget! Sangat sulit untuk didapat kecuali aku termasuk inner-circlenya GD — sayangnya tidak hahaha.
Bahkan untuk fansnya aja kalo mau dapatin ini, harus dengan cara undian — aku paling gak suka karena gak pernah beruntung. Jangankan undian, main claw machine aja sampai sekarang belum becus hahaha.
Tunggu. Aku bukan mau bahas tentang sepatu kolaborasi. Tapi tentang perkembangan GD setelah keluar wamil.
Entah yah, untuk pertama kalinya perkembangan GD malah bikin aku mikir keras dan minder. Kenapa GD bisa sekeren dan sehebat itu? Gimana caranya aku bisa kolaborasi dengan brand ternama seperti Nike? Apa yang harus aku lakukan biar bisa kayak GD?
OMG. Ada yang salah dengan cara berpikirku. Biasanya aku senang dan antusias tiap GD keluarin karya baru — yang efeknya bisa bikin aku semangat untuk meraih semua yang aku inginkan.
Tapi ini kok efeknya jadi ‘jelek’ yah?
Setelah aku pikir, kayaknya aku terlalu shock dengan apa yang dia lakukan. Bagaimana mungkin seseorang yang baru keluar wamil tanpa istirahat atau adaptasi dengan ‘kehidupan normalnya‘ langsung ngegas dan meluncurkan roketnya dengan project luar biasa?
Ya meski aku tau ini pasti udah direncanakan GD dan Nike jauh sebelum dia wamil. Tapi tetap aja butuh energi, niat dan semangat yang besar untuk mewujudkannya.
Untungnya aku kembali tersadar setelah minder beberapa menit. Gak seharusnya aku melihat pencapaian GD dan membandingkannya dengan pencapaianku.
Aku gak akan pernah bisa seperti dia. Kenapa?
Karena keahlian kami berbeda.
Impian kami juga beda.
Bahkan keunikan dan ciri khas kami juga udah pasti gak akan pernah sama.
GD memang role modelku tapi dia bukan pembentuk kehidupanku dan diriku.
Aku akan menciptakan jejakku sendiri.
Aku gak mau jalan di atas jejaknya.
Begitu juga dengan kalian.
Apa kalian paham apa yang aku bicarakan?
Aku yakin suatu saat nanti kita akan bertemu dan berbagi ‘panggung’ yang sama dengan keahlian dan ciri khas kita masing-masing. Dan ini yang akan bikin dunia semakin berwarna.
xoxo,
RSW
Sebenarnya aku pengin banget ketemu kalian lebih sering tapi aku juga gak bisa ketemu tanpa ada karya yang aku bagikan. Entah. Rasanya aneh aja ketemu tanpa ada ‘perkembangan yang berarti’.
Aneh gak sih?
Makanya aku akan memacu diriku untuk terus melahirkan buku-buku lain (dan karya dalam bentuk lain) supaya bisa ketemu kalian lagi.
Oke, balik ke cerita book tour.
Selama perjalanan pulang menuju Jakarta, aku banyak berpikir dan merenung.
Berpikir betapa baiknya kalian meluangkan waktu, tenaga, uang (untuk ongkos ke mall, makan dan minum), pikiran dan hati kalian untuk kita ngueng-ngueng bareng.
Sepertinya aku gak akan pernah bisa membalas kebaikan dan ketulusan kalian selain dengan memberi karya yang lebih baik lagi ke depannya.
Aku harap apa yang aku sampaikan selama sesi ‘book talk’ bisa membantu dan memberi bekal berguna untuk kalian.
Dan waktu sesi foto bareng, ada seorang cewe nanya gini ke aku, “Kak, gimana caranya bisa ngelakuin apa yang Kak Ia suka?”
Pertanyaan itu berhasil bikin aku terdiam sejenak. Soalnya aku gak pernah mikir ‘how-to’nya. Aku gak ada tips and tricks untuk hal ini.
Yang aku tau hanya : jangan terlalu banyak mikir dan lakukan aja. YOLO.
Dan kalian tau gak? Sepertinya jawabanku jadi boomerang di beberapa hari berikutnya hahaha.
Semalam setelah kelar ngedit video ini, aku baru bisa mencerna segala hal yang terjadi di sekelilingku. Salah satunya adalah GDragon.
Ran dan Utha berisik banget tentang sepatu kolaborasi GD x Nike, Air Force 1 - Para Noise. Ah, sepatu itu! Aku pengin banget. Aku udah minta bantuan ke Soo dan managernya tapi sepatu ini emang limited banget! Sangat sulit untuk didapat kecuali aku termasuk inner-circlenya GD — sayangnya tidak hahaha.
Bahkan untuk fansnya aja kalo mau dapatin ini, harus dengan cara undian — aku paling gak suka karena gak pernah beruntung. Jangankan undian, main claw machine aja sampai sekarang belum becus hahaha.
Tunggu. Aku bukan mau bahas tentang sepatu kolaborasi. Tapi tentang perkembangan GD setelah keluar wamil.
Entah yah, untuk pertama kalinya perkembangan GD malah bikin aku mikir keras dan minder. Kenapa GD bisa sekeren dan sehebat itu? Gimana caranya aku bisa kolaborasi dengan brand ternama seperti Nike? Apa yang harus aku lakukan biar bisa kayak GD?
OMG. Ada yang salah dengan cara berpikirku. Biasanya aku senang dan antusias tiap GD keluarin karya baru — yang efeknya bisa bikin aku semangat untuk meraih semua yang aku inginkan.
Tapi ini kok efeknya jadi ‘jelek’ yah?
Setelah aku pikir, kayaknya aku terlalu shock dengan apa yang dia lakukan. Bagaimana mungkin seseorang yang baru keluar wamil tanpa istirahat atau adaptasi dengan ‘kehidupan normalnya‘ langsung ngegas dan meluncurkan roketnya dengan project luar biasa?
Ya meski aku tau ini pasti udah direncanakan GD dan Nike jauh sebelum dia wamil. Tapi tetap aja butuh energi, niat dan semangat yang besar untuk mewujudkannya.
Untungnya aku kembali tersadar setelah minder beberapa menit. Gak seharusnya aku melihat pencapaian GD dan membandingkannya dengan pencapaianku.
Aku gak akan pernah bisa seperti dia. Kenapa?
Karena keahlian kami berbeda.
Impian kami juga beda.
Bahkan keunikan dan ciri khas kami juga udah pasti gak akan pernah sama.
GD memang role modelku tapi dia bukan pembentuk kehidupanku dan diriku.
Aku akan menciptakan jejakku sendiri.
Aku gak mau jalan di atas jejaknya.
Begitu juga dengan kalian.
Apa kalian paham apa yang aku bicarakan?
Aku yakin suatu saat nanti kita akan bertemu dan berbagi ‘panggung’ yang sama dengan keahlian dan ciri khas kita masing-masing. Dan ini yang akan bikin dunia semakin berwarna.
xoxo,
RSW
- Category
- Makanan - Food
Sign in or sign up to post comments.
Be the first to comment